EVALUASI INDONESIA SEHAT 2. Health is not everything but, without health everything is nothing, menjadi sebuah penyempurna jika sehat merupakan starting point untuk pembangunan. Menurut, WHO, sehat bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit melainkan juga keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun social. Sebuah definisi yang sangat merefleksikan betapa kesehatan sebagai sesuatu yang bersifat kompleks. Informasi Program Kesehatan Remaja ini juga akan memberikan pelayanan informasi tentang Kesehatan Remaja yang dilakukan oleh pemerintah maupun yang diselenggarakan. Kementrian Kesehatan 2010-2014. Program ini merupakan bantuan Pemerintah Pusat pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam bentuk block grant.
Sebagai sebuah investasi, asset, maupun harta, kesehatan sangat strategis perannya dalam menentukan pembangunan suatu Negara. Kelompok individu yang dinamakan penduduk sebagai salah satu unsur dari berdirinya Negara, mempunyai suatu hak akan kesehatan (UUD 1. H ayat 1 dan pasal 3. Menurut UU No. 2. Kesehatan BAB IV pasal 9, ”Pemerintah bertanggungjawab untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat“ adalah sebuah patokan bagi pemerintah dalam menyelenggarakan upaya- upaya kesehatan seperti yang tertuang pada UU No. Kesehatan BAB IV pasal 7 bahwa pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. Oleh sebab itu, pemerintah mencanangkan banyak program sebagai suatu langkah menuju masyarakat Indonesia yang sehat yang merupakan starting point bagi terwujudnya pembangunan negara. Salah satu program yang cukup menarik perhatian banyak kalangan adalah Indonesia Sehat 2. Mengapa dikatakan menarik perhatian? Mari kita cermati visi Indonesia Sehat 2. Visi Indonesia Sehat 2. Menurut rumusan pemerintah, visi Indonesia Sehat 2. Dalam Indonesia sehat 2. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2. Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau pelayang kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksudkan disini adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi. Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal.”Dalam visi tersebut telah ditetapkan tak kurang dari 5. Salah satu indikator yang menjadi fokus utama pemerintah adalah MMR dan IMR. Kementrian Kesehatan 2004-2010 0 5. Program KIA di beberapa Propinsi Tahun. Penganggaran kesehatan pemerintah selama ini. Kesehatan ibu dan anak merupakan hal yang perlu diperhatikan, mengingat Indonesia merupakan negara dengan tingkat MMR dan IMR masih tergolong sangat tinggi. Adanya indikator seharusnya “menurut teori” akan memudahkan pelaksanaanya. Karena adanya indikator dan target merupakan upaya yang dilakukan oleh para perumus program agar visi yang menjadi tujuan program tersebut dapat dilaksanakan secara terarah dan tepat sasaran. Namun apa yang terjadi seringkali tak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pelaksanaan sebuah program tentu melibatkan subyek, yaitu pihak pelaksana program serta obyek, yaitu pihak yang menjadi sasaran dari pelaksanaan program tersebut. Dalam Indonesia Sehat 2. Indonesia. Sehingga selain menjadi sasaran, masyarakat juga harus ikut berperan aktif dalam rangka menyehatkan seluruh bangsa Indonesia. Tidak cukup dengan mengandalkan kegiatan yang ditawarkan pemerintah dimana harus melewati banyak meja birokrasi yang cenderung membuat program tidak segera berjalan bahkan ada yang cenderung menghambat pelaksaan program (meskipun tidak semua birokrasi seperti itu). Sehingga peran aktif masyarakat menjadi faktor penentu tercapainya visi program. Visi dan Realita Masyarakat. Jika kita tinjau kembali mengenai visi Indonesia Sehat 2. Hal tersebut merupakan patokan yang bisa dibilang sangat qualified, namun masih terkesan eksklusif bagi masyarakat Indonesia yang masih jauh dari kata sehat, dalam hal ini sehat menurut WHO. Misalnya, mengenai lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat. Hal tersebut memang visi yang sangat baik, namun saat melihat realita, banyak penduduk Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Pemikiran umum masyarakat yang terjadi adalah “Kalau untuk makan dan sekolah saja susah, mengapa masih harus memikirkan lingkungan yang sehat?” Dengan demikian kemiskinan masih menjadi permasalahan dalam mewujudkan lingkungan yang kondusif. Kembali ke budaya masyarakat kita yang belum bisa berpikir lebih maju. Saat hidup serba kekurangan sehingga aspek kesehatan dinomorduakan, dengan alasan tak punya dana lebih untuk membeli makanan bergizi, ataupun tinggal di lingkungan yang bersih. Namun setelah hidup serba berkecukupan, pola makan masih tidak terarah dan aspek kesehatan tetap dinomorduakan. Mereka lebih mendahulukan upaya pengobatan daripada pencegahan penyakit. Paradigma pemikiran klasik masyarakat tersebut hendaknya dihilangkan agar setiap pelaksanaan program kesehatan dapat berjalan dengan lancar. Pencapaian Indonesia Sehat. Dalam skala makro, memang terlihat beberapa kemajuan di bidang kesehatan, contohnya angka IMR, MMR, dan gizi kurang menurun. Tabel Pencapaian Status Kesehatan menurut Rakerkesnas 2. Surabaya. Indikator. Pencapaian Sasaran. IMR ( Per 1. 00. LH )3. 53. 23. 0,8. MMR ( Per 1. 00. LH )3. 07. 26. 22. GIZI KURANG BALITA2. UHH ( TAHUN )6. 6,2. Riskesdas 2. 00. 7Dari tabel tersebut baik dari indikator IMR, MMR, maupun gizi kurang balita menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Namun, jika kita lihat dalam skala mikro, masih banyak daerah di Indonesia yang menunjukkan angka pencapaian status kesehatan yang dinilai buruk. Menurut paparan Dirjen Rakerkesnas (Rapat Kerja Kesehatan Nasional) 2. AKB/ IMR 2. 00. 7 (rata- rata nasional 2. NTB (7. 2) dan Sulbar (7. Di samping itu, untuk gizi buruk/ gizi kurang tahun 2. NTT (3. 3,6). Tabel Pencapaian Sasaran dan Disparsitas menurut Propinsi tahun 2. Indikator. Rata – rata Nasional. Terendah Tertinggi. AKB2. 6,9. DIY (1. JATENG (2. 8)NTB (7. SULBAR (7. 4)AKI2. TFR2,6. DIY (1,8)NTT (4,2)GIZI KURANG1. DIY (1. 0,9)NTT (3. Masih tingginya AKB, AKI, dan gizi buruk akan mempengaruhi HDI (Human Development Index) masyarakat Indonesia. Rendahnya HDI masyarakat menunjukkan masih rendahnya pula derajat kesehatan masyarakat. Akankah Indonesia Sehat terwujud di tahun 2. Sedangkan saat memasuki tahun ke 8 (2. Belum cukupkah waktu 1. Indonesia Sehat 2. Saat ini kita sudah memasuki tahun evaluasi. Karena memasuki awal tahun 2. Indonesia Sehat 2. Hambatan Pelaksanaan Program. Pencapaian Indonesia Sehat saat ini belum terwujud 1. Apalagi sumber daya dan dana yang terbatas serta belum menerapkan prinsip adil dan merata dalam aplikasinya menjadi hambatan yang paling besar dalam melaksanakan suatu program. Jika dilihat dari sumber daya yang ada, jumlah tenaga kesehatan yang diperlukan, baik yang bergerak di bidang promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif masih banyak yang terpusat di kota- kota besar saja. Meskipun jumlah tenaga kesehatan sudah mencukupi, namun persebarannya kurang merata. Menurut penuturan Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih, dalam sebuah surat kabar nasional, “Penyebaran tenaga- tenaga kesehatan local harus dioptimalkan, khususnya ke daerah- daerah terpencil. Optimalisasi tenaga kesehatan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan kualitas tenaga kesehatan, terutama di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).”Di sisi lain, dana yang dianggarkan pemerintah untuk kesehatan tak lebih dari 2,3% dari APBN per tahun. Mengalami sedikit peningkatan di tahun 2. APBN, meskipun begitu dana tersebut masih jauh dari anggaran yang disarankan oleh WHO yakni sebesar 5% dari total APBN. Sehingga diperlukan partisipasi yang lebih besar dari masing- masing pemerintah daerah. Di samping itu, efektifitas dana kesehatan sangat penting untuk diperhatikan. Dana kesehatan yang tidak begitu besar jumlahnya, penggunaannya haruslah lebih berorientasi pada upaya promotif dan preventif, bukan upaya kuratif yang terkesan seperti membuang uang negara karena dari awal kita sudah sepakat bahwa kesehatan adalah asset. Sebuah asset harus dijaga agar dapat bermanfaat, bukannya dibiarkan dan nantinya kita justru harus menanggung kerugian, sedangkan asset tersebut pasti sudah berkurang mutunya. Pendanaan di bidang promotif dan preventif selain menjaga asset negara berupa kesehatan masyarakat, sekaligus juga dapat melatih masyarakat untuk berperilaku sehat. Dengan adanya dana dari pemerintah, masyarakat akan lebih bersemangat untuk berperilaku ataupun melakukan kegiatan yang dapat menghindarkan mereka dari penyakit. Masyarakat akan berlomba- lomba untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan, karena dukungan dari pemerintah merupakan faktor penguat dari perubahan yang dilakukan masyarakat. Lain halnya jika pemerintah menganggarkan dana yang lebih besar untuk upaya kuratif (pengobatan). Masyarakat bukan berlomba- lomba untuk berperilaku sehat, melainkan akan bersikap seenaknya. Begitu pentingnya dukungan pemerintah serta partisipasi aktif dari masyarakat dalam menyukseskan Indonesia Sehat 2. Meskipun masih banyak keterbatasan dalam upaya pencapaiannya, namun jangan sampai dijadikan sebagai tembok penghalang bagi rencana strategis visi Indonesia Sehat tersebut. Menurut penuturan salah satu dosen FKM, Dr. Laksmono Widagdo, SKM, MHPED, bahwa Indonesia sehat merupakan niat yang baik dari pemerintah. Jadi, meskipun belum terlihat keberhasilannya, namun sebagai masyarakat kita sebaiknya menghargai visi program dengan terus mendukung program- program pemerintah yang pro rakyat. Jangan hanya berkata bahwa itu hanya jargon atau upaya mencari sensasi, tetapi mari kita buktikan bersama – sama bahwa masyarakat mampu meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri. You can subscribe via RSS 2. Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah diketahuinya faktor- faktor yang mempengaruhi komunikasi antara petugas kesehatan dengan masyarakat, jenis- jenis informasi yang diperlukan oleh masyarakt, serta model bantuan, bimbingan dan perlindungan bagi masyarakat agar dapat berperilaku hidup bersih dan sehat. A. Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah diketahuinya faktor- faktor yang mempengaruhi mutu lingkungan hidup serta kemauan dan kemampuan baik pemerintah maupun masyarakat termasuk swasta dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan. A. Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah diketahuinya faktor- faktor yang mempengaruhi mutu dan pemerataan upaya kesehatan terutama pada upaya kesehatan dasar di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. A. 1. 0. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan meningkatkan kewaspadaan di semua tingkat administrasi. Menghindarkan manusia dan lingkungannya dari dampak bencana, melalui upaya- upaya pencegahan dan penanggulangan bencana yang melibatkan peran serta masyarakat secara aktif. B. Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah diketahuinya faktor- faktor yang mempengaruhi pengelolaan berbagai sumber daya kesehatan seperti tenaga kesehatan, biaya kesehatan, obat- obat tradisional dan perbekalan farmasi lainnya serta makanan dan minuman agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan merata oleh masyarakat. A. Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah diketahuinya faktor- faktor yang mempengaruhi pengembangan kebijakan dan manajemen Pembangunan kesehatan agar efektif dan efisien.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
January 2017
Categories |